Perkuat Penanggulangan Kebakaran Hutan, Menko Polkam Pantau Apel Siaga di Sumatera Selatan

Dalam upaya serius menghadapi potensi bencana kabut asap, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mendapatkan dukungan langsung dari pusat dengan kehadiran Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polkam). Menko Polkam dijadwalkan akan memantau langsung apel siaga penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada hari Senin, 15 Juli 2025, bertempat di Lapangan Helipad Griya Agung, Palembang. Kunjungan ini menegaskan komitmen pemerintah untuk perkuat penanggulangan karhutla, terutama mengingat riwayat panjang provinsi ini dengan isu kabut asap.

Apel siaga ini merupakan langkah strategis yang diambil setelah penetapan status siaga darurat asap karhutla di Sumatera Selatan sejak 17 Juni 2025. Partisipasi Menko Polkam dalam acara ini diharapkan dapat memberikan motivasi dan sinergi yang lebih baik antarlembaga. Sebanyak 1.181 personel gabungan dari berbagai unsur akan terlibat, termasuk anggota TNI dari Kodam II/Sriwijaya, Polri dari Polda Sumatera Selatan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Manggala Agni, Dinas Kesehatan, serta perwakilan dari perusahaan-perusahaan pemegang konsesi lahan. Mereka akan menunjukkan kesiapan dalam menghadapi skenario terburuk, termasuk simulasi pemadaman api dan evakuasi.

Meskipun prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengindikasikan kemungkinan “musim kemarau basah” pada tahun ini, pemerintah tidak mengambil risiko. Gambut yang saat ini masih lembap tidak mengurangi kewaspadaan, justru menjadi momentum untuk perkuat penanggulangan sebelum puncak musim kemarau yang biasanya terjadi pada Juli hingga Agustus. Fokus utama adalah pada pencegahan dini dan respons cepat, agar dampak karhutla dapat diminimalisir seminimal mungkin.

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan juga telah mengajukan beberapa permohonan penting untuk perkuat penanggulangan karhutla. Salah satunya adalah permintaan untuk operasi modifikasi cuaca guna menciptakan hujan buatan di wilayah rawan. Selain itu, telah diajukan permintaan empat unit helikopter, yang terdiri dari satu unit untuk patroli udara dan tiga unit lainnya untuk operasi water bombing. Armada ini akan sangat krusial dalam mendukung upaya pemadaman dari udara, terutama di area-area yang sulit dijangkau melalui jalur darat. Semua elemen masyarakat juga diimbau untuk turut serta aktif, misalnya dengan tidak melakukan pembakaran lahan secara ilegal, demi lingkungan dan kesehatan bersama. Dengan langkah-langkah terpadu ini, diharapkan perkuat penanggulangan karhutla di Sumatera Selatan dapat berjalan efektif.