Kabar menyayat hati datang dari Sumatera Barat (Sumbar). Seorang bayi berusia delapan bulan, bernama Rahmat (nama samaran), didiagnosis menderita tumor perut yang tergolong penyakit langka. Akibatnya, perut Rahmat terus membesar hingga membuatnya kesulitan bergerak dan bernapas. Keluarga Rahmat kini sangat membutuhkan uluran tangan dan bantuan dana untuk pengobatan buah hati mereka.
Kisah pilu Rahmat bermula beberapa bulan lalu ketika orang tuanya, Bapak dan Ibu Surya (bukan nama sebenarnya), melihat adanya keanehan pada perut Rahmat yang semakin hari semakin membesar. Khawatir dengan kondisi sang buah hati, mereka membawa Rahmat ke Puskesmas terdekat. Setelah pemeriksaan awal, Rahmat dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Kota Padang untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Setelah serangkaian pemeriksaan intensif, dokter mendiagnosis Rahmat menderita tumor perut. Namun, jenis tumor yang diderita Rahmat tergolong penyakit langka dan memerlukan penanganan khusus yang mungkin tidak tersedia di Sumbar. Pihak rumah sakit menyarankan agar Rahmat segera dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas dan dokter spesialis yang lebih lengkap di Jakarta atau kota besar lainnya.
“Kami sangat terpukul dengan kondisi Rahmat. Perutnya semakin besar dan dia sering menangis kesakitan. Kami hanya bisa pasrah dan berharap ada keajaiban,” ujar Ibu Surya dengan mata berkaca-kaca saat ditemui di kediaman mereka di sebuah desa di Kabupaten Solok pada hari Jumat, 11 April 2025.
Keterbatasan biaya menjadi kendala utama bagi keluarga Surya. Pekerjaan Bapak Surya sebagai buruh tani dengan penghasilan tidak tetap sangat sulit untuk menutupi biaya pengobatan dan transportasi Rahmat ke luar Sumbar. Sementara itu, Ibu Surya hanya seorang ibu rumah tangga yang fokus merawat Rahmat dan kedua kakaknya.
Kisah penyakit langka yang diderita Rahmat ini dengan cepat menyebar melalui media sosial dan komunitas-komunitas peduli di Sumbar. Banyak warganet yang выражают keprihatinan dan berupaya menggalang dana untuk membantu Rahmat. Beberapa organisasi kemanusiaan juga mulai memberikan perhatian dan berkoordinasi untuk memberikan bantuan medis dan finansial.
Pihak Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar juga telah mengetahui kondisi Rahmat dan berjanji akan berkoordinasi dengan rumah sakit rujukan serta pemerintah pusat untuk mencari solusi terbaik bagi pengobatan Rahmat. “Kami turut prihatin dengan kondisi adik Rahmat. Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu agar dia mendapatkan penanganan medis yang dibutuhkan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar, Dr. Merry Yuliesday, saat dihubungi pada Sabtu, 12 April 2025.
Kisah Rahmat, bayi malang yang menderita penyakit langka, menjadi pengingat akan pentingnya kepedulian dan solidaritas sosial. Uluran tangan dari berbagai pihak sangat diharapkan agar Rahmat dapat segera mendapatkan pengobatan yang tepat dan kembali sehat seperti bayi seusianya
