Di tahun 2025 ini, layanan ojek daring (ojol) telah menjadi bagian tak terpisahkan dari mobilitas perkotaan, termasuk dalam penjemputan anak sekolah. Namun, kemudahan ini juga disertai dengan risiko, di mana Modus Kejahatan tertentu, seperti pelecehan seksual anak oleh oknum pengemudi, memerlukan kewaspadaan ekstra. Insiden semacam ini, seperti yang pernah terjadi di Sumatera Selatan, menggarisbawahi pentingnya orang tua dan penyedia layanan untuk lebih proaktif dalam memastikan keamanan anak-anak.
Modus Kejahatan pelecehan seksual oleh oknum pengemudi ojol seringkali memanfaatkan kepercayaan dan situasi privat antara pengemudi dan anak yang menjadi penumpang. Pelaku dapat memulai dengan tindakan yang terlihat tidak berbahaya, seperti percakapan ramah atau pujian, kemudian secara bertahap melakukan sentuhan fisik yang tidak pantas. Skenario umum adalah saat anak dijemput dari sekolah dan dalam perjalanan menuju rumah, di mana pengawasan orang tua atau guru mungkin minim. Pada sebuah kasus di Palembang, Sumatera Selatan, seorang oknum pengemudi ojol mencabuli anak pelanggannya saat menjemput sekolah pada tanggal 10 Januari 2023. Kasus serupa dilaporkan di beberapa kota besar lainnya per Februari 2025, menandakan pola Modus Kejahatan yang perlu diwaspadai.
Untuk mencegah Modus Kejahatan ini, orang tua memiliki peran krusial. Pertama, selalu pastikan anak dijemput oleh pengemudi yang identitasnya sesuai dengan aplikasi. Minta anak untuk selalu memverifikasi plat nomor dan nama pengemudi. Kedua, ajarkan anak tentang “sentuhan aman dan tidak aman” serta keberanian untuk menolak dan melapor jika merasa tidak nyaman. Diskusikan secara terbuka tentang batasan tubuh dan siapa yang boleh menyentuh mereka. Ketiga, usahakan anak tidak sendirian saat menunggu jemputan; koordinasikan dengan pihak sekolah atau pengawasan orang dewasa lainnya.
Penyedia layanan ojol juga memiliki tanggung jawab besar dalam mencegah Modus Kejahatan semacam ini. Peningkatan sistem verifikasi pengemudi, pelatihan etika dan perlindungan anak yang berkelanjutan, serta respons cepat terhadap laporan menjadi esensial. Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Selatan, pada hari Selasa, 20 Mei 2025, mengumumkan kerja sama dengan penyedia aplikasi ojol untuk memperketat skrining latar belakang pengemudi. Kolaborasi antara orang tua, sekolah, dan penyedia layanan ojol adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak saat menggunakan transportasi daring, sehingga Modus Kejahatan tidak menemukan celah untuk beraksi.
