Kasus penganiayaan yang dipicu rasa cemburu kembali terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan. Seorang pria berinisial IS (22) nekat menyerang seorang sopir angkot, CH (40), dengan menggunakan busur panah. Akibatnya, korban mengalami luka serius di bagian tangan.
Kronologi Kejadian:
- Kejadian bermula ketika korban sedang membeli nasi kuning di pinggir jalan.
- Tiba-tiba, pelaku datang dan langsung melepaskan busur panah ke arah sopir angkot tanpa peringatan.
- Akibat serangan mendadak tersebut, korban mengalami luka pada bagian tangan kanannya.
- Warga sekitar yang melihat kejadian tersebut langsung melaporkan kepada pihak kepolisian.
Motif Pelaku:
- Berdasarkan keterangan pelaku, aksi nekatnya tersebut dipicu oleh rasa cemburu.
- Pelaku mengaku melihat pacarnya sedang berbincang dengan korban, sehingga ia naik pitam dan melakukan penyerangan.
- Pihak kepolisian masih terus mendalami motif pelaku untuk memastikan apakah ada motif lain di balik aksi tersebut.
Tindakan Kepolisian:
- Pihak kepolisian bergerak cepat dan berhasil menangkap pelaku kurang dari 24 jam setelah kejadian.
- Pelaku akan dijerat dengan Pasal 351 ayat 1 KUHP tentang penganiayaan, dengan ancaman hukuman maksimal dua tahun delapan bulan penjara.
- Pihak kepolisian juga mengamankan barang bukti berupa busur panah yang digunakan pelaku.
Dampak dan Imbauan:
- Akibat kejadian ini, korban mengalami luka serius dan harus menjalani perawatan medis.
- Kejadian ini menimbulkan keresahan di kalangan warga sekitar, terutama para sopir angkot yang merasa tidak aman.
- Pihak kepolisian mengimbau masyarakat untuk tidak main hakim sendiri dan menyelesaikan masalah melalui jalur hukum.
- Masyarakat juga diimbau untuk lebih bijak dalam mengelola emosi dan tidak mudah terprovokasi oleh rasa cemburu.
Pihak kepolisian juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh emosi dan menyelesaikan masalah melalui jalur hukum. Tindakan main hakim sendiri hanya akan memperkeruh suasana dan menimbulkan masalah baru. Masyarakat juga diimbau untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak menyebarkan informasi yang belum tentu kebenarannya
Kejadian ini menjadi pelajaran penting tentang bahaya tindakan kekerasan yang dipicu oleh emosi sesaat.
