Dua Gadis Remaja Asal Sumsel Viral Duel Celurit

Video dua Gadis Remaja yang terlibat duel menggunakan celurit di salah satu daerah di Sumatera Selatan mendadak viral di media sosial, memicu kekhawatiran dan keprihatinan publik. Insiden ini menyoroti fenomena kekerasan yang melibatkan anak di bawah umur dan urgensi peran orang tua serta lingkungan dalam membimbing Gadis Remaja menuju perilaku positif.

Kejadian yang terekam dalam video berdurasi singkat tersebut memperlihatkan dua Gadis Remaja berinisial R (16) dan S (15) saling serang dengan celurit di sebuah lapangan terbuka yang disaksikan oleh beberapa rekan sebaya mereka. Video tersebut mulai beredar luas sejak hari Jumat, 20 Mei 2025, dan dengan cepat menarik perhatian netizen. Tidak ada laporan mengenai korban jiwa atau luka serius dari insiden tersebut, namun aksi berbahaya ini jelas menimbulkan kecaman dari berbagai pihak.

Menanggapi video viral tersebut, Kepolisian Resor (Polres) Musi Rawas, Sumatera Selatan, bergerak cepat untuk mengidentifikasi dan mengamankan kedua remaja yang terlibat, serta beberapa saksi yang ada di lokasi. Pada hari Minggu, 22 Mei 2025, Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Musi Rawas, AKP Edi Purwanto, S.H., M.H., mengonfirmasi bahwa kedua Gadis Remaja tersebut telah diamankan untuk dimintai keterangan dan menjalani proses pembinaan. “Kami sedang mendalami motif di balik duel ini. Keduanya masih di bawah umur, sehingga penanganan akan melibatkan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) serta Dinas Sosial untuk pembinaan lebih lanjut,” jelas AKP Edi Purwanto.

Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat untuk tidak lagi menyebarluaskan video tersebut demi menjaga privasi dan masa depan kedua remaja. Insiden ini menjadi cerminan bahwa pengaruh media sosial dan kurangnya pengawasan bisa berdampak negatif pada perilaku anak-anak dan remaja. Peran keluarga, sekolah, dan komunitas sangat penting dalam memberikan edukasi tentang bahaya kekerasan dan pentingnya penyelesaian masalah secara damai.

Fenomena duel celurit antar Gadis Remaja ini harus menjadi alarm bagi kita semua untuk lebih aktif dalam membimbing dan mengawasi generasi muda. Pendidikan karakter, pemahaman nilai-nilai toleransi, serta penyediaan ruang ekspresi positif bagi remaja adalah langkah-langkah konkret yang perlu terus digalakkan untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.