Cekcok Batas Tanah Berujung Petaka, Pasutri di Sumsel Kritis Dibacok Tetangga Sendiri

Perselisihan batas tanah yang berujung cekcok mulut, berakhir tragis di sebuah desa di Sumatera Selatan. Pasangan suami istri (pasutri) dibacok tetangga buah dari cekcok perselisihan tanah. Insiden mengerikan ini terjadi pada Sabtu, 5 Oktober 2024, sekitar pukul 17.30 WIB di RT 05 Kelurahan Air Kati, Kecamatan Lubuk Linggau Selatan I, Lubuk Linggau, Sumatera Selatan.

Menurut keterangan dari Kapolsek Lubuk Linggau Selatan, AKP Nyoman Sutrisna, insiden berdarah ini bermula ketika pelaku, yang diketahui bernama Baharudin, hendak menjual sebidang tanah miliknya. Saat itu, Wahab, calon pembeli sekaligus saksi, datang untuk melihat lokasi tanah yang akan dijual.

“Saat pelaku dan saksi sedang mengecek lokasi tanah, kedua korban, Abu Seman dan istrinya, Asma Wangi, datang dan mengklaim bahwa batas tanah yang hendak dijual pelaku sudah masuk ke wilayah tanah milik mereka,” ungkap AKP Nyoman Sutrisna.

Perdebatan sengit pun tak terhindarkan. Adu mulut antara pelaku dan korban semakin memanas, hingga berujung pada tindakan brutal. Pelaku, yang diduga kalap, tiba-tiba mengeluarkan parang dan membacok kedua korban secara membabi buta.

“Pelaku menyerang Abu Seman pada bagian punggung belikat sebelah kanan, kepala bagian belakang, dan pergelangan tangan kiri. Usai menyerang Abu Seman, pelaku kemudian membacok Asma Wangi di bagian kepala sebelah kiri dan pergelangan tangan kanan,” jelas AKP Nyoman Sutrisna.

Warga sekitar yang menyaksikan kejadian mengerikan itu segera bertindak. Mereka menarik pelaku menjauh dari korban dan mengamankannya sementara. Sementara itu, korban Abu Seman dan Asma Wangi segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.

Akibat serangan brutal tersebut, Abu Seman mengalami luka parah di bagian punggung, kepala, dan tangan. Sedangkan Asma Wangi mengalami luka di bagian kepala dan tangan. Keduanya kini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

“Kedua korban pasutri yang dibacok tetangga saat ini masih dalam kondisi kritis. Pelaku sudah kami amankan dan sedang menjalani pemeriksaan lebih lanjut,” kata AKP Nyoman Sutrisna.

Insiden ini menjadi pukulan telak bagi warga setempat. Mereka tak menyangka perselisihan batas tanah yang awalnya hanya adu mulut bisa berujung pada tindakan kekerasan yang mengerikan. Pihak kepolisian pun mengimbau kepada masyarakat untuk selalu mengedepankan musyawarah dan menghindari tindakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah.